Langsung ke konten utama

Tips Liburan Aman Buat Kantong

 Liburan sudah menjadi kebutuhan buat kita. Kesibukan padat yang membuat penat, sehingga kita butuh untuk rehat sejenak. Liburan ibarat charger hp yang membuat kita lebih semangat menjalani hidup:)

Tapi kadang kita lupa membedakan mana kebutuhan, mana keinginan. Ini juga terjadi saat liburan. Mungkin kita hanya butuh dan mampu untuk istirahat di rumah, tapi kita justru berlibur naik gunung. Bukan hanya bahaya buat badan karena tambah membuat lelah, tapi juga bahaya buat kantong.

Ini ada tips supaya liburan aman buat keuangan kita :

1.  Liburan tidak memakai uang panas

Jangan salah sangka ya, uang panas di sini bukan uang haram ya:). Tapi uang yang akan digunakan, seperti uang belanja, uang sekolah anak, dll. 

2. Liburan tanpa berhutang

Ingat ya liburan tuh bukan kebutuhan pokok. Kita gak bakal kelaparan kalau gak liburan. Jadi jangan coba2 liburan pakai dana dari berhutang ya. Nanti abis liburan bukannya fresh tapi stress mikirin hutang

3. Liburan tanpa mengganggu dana darurat

Dana darurat hanya digunakan untuk kebutuhan darurat, seperti ada yg tiba-tiba mendapat musibah sakit, genteng bocor yg membutuhkan uang segera. Liburan bukanlah kebutuhan darurat. Liburan tidak harus dilakukan saat ini juga dan bisa ditunda. Jadi gak usah pakai dana darurat untuk liburan ya. Nanti, jika dibutuhkan, tapi dana darurat tidak ada malah bingung nau cari ke mana.

4. Liburan menyesuaikan budget

Sudah mempunyai budget liburan, tapi jumlahnya masih belum cukup untuk destinasi wisata yang diinginkan. Trus gimana? Sesuaikan destinasi liburan yg sesuai budget. Kalo sanggupnya ke Jogja, gak usah ke Bali dulu. Atau nabung lagi sampai cukup ke Bali.

Segini dulu aja tipsnya. Mudah-mudahan berguna:)



Komentar

  1. Bener banget mba, kadang liburan karena gengsi dan akhirnya uang yang digunakan gak sesuai sama tujuan awal

    BalasHapus
  2. Nah, Iya banyak teman ku typical liburan pakai uang panas mbak Alhasil setelah liburan, bukannya fresh malah stress haha

    BalasHapus
  3. Setuju Mba... Menurut saya, liburan sebenarnya kan sarana untuk me-refresh diri ya.. Tapi sayangnya sekarang kadang malah terkesan jadi ajang persaingan sehingga membuat banyak orang pun memaksakan diri untuk berlibur hehe..

    BalasHapus
  4. Setuju mba, ga usah memaksakan diri cuma buat liburan ya, pas bgt pandemi jdi irit ga perlu ngeluarin dana liburan, hehehe

    BalasHapus
  5. Setuju. Dan masih banyak yang mengambil jalan berhutang untuk liburan. Ini fakta yang masih ada. Padahal liburan tak harus mahal dan tak harus memaksakan. Ini muhasabah untuk diri saya pribadi juga.

    BalasHapus
  6. Bener sekali mbaa, selain berhemat biar ngga kebablasan saat liburan, dari awal memang harus dipastikan cukup dan ada ngga dananya buat liburan. Dengan catatan dana yg dimaksud tidak mengambil dari pos lain. Keren mba!

    BalasHapus
  7. Liburan over budget bikin ngeri-ngeri sedap juga mba. Kadang pas liburan juga lost control kan. Main belanja-belanja aja. Pulang-pulang jadi miris liat dompet yang jadi tipis

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

  Ngobrolin Penghasilan Bareng Pasangan : Ya atau Tidak ?   Menikah itu menyatukan dua orang yang berbeda dalam satu ikatan pernikahan. Berbeda ini bisa beda visi, misi, status sosial, status ekonomi, dll. Makanya sebelum menikah kita harus memastikan calon pasangan bisa diajak untuk selaras dan menyesuaikan perbedaan yang ada. Untuk selaras ini, pasangan juga harus terbuka satu sama lain karena keterbukaan menjadi koentji bagi harmonisnya rumah tangga. Keterbukaan soal uang juga penting. Masalah uang bisa membuat suami istri salah paham. Menurut teman-teman, perlu gak sih membicarakan penghasilan bareng pasangan? Banyak pasangan enggan membicarakan penghasilannya kepada pasangan karena beberapa hal ini : 1. Privacy Gaji atau penghasilan merupakan hal yang bersifat confidential. Bahkan di perusahaan, tidak semua pihak boleh tahu tentang gaji para karyawannya. Secara etika, antar karyawan juga dilarang membicarakan gaji. Antar teman juga umumnya tidak pernah membicarakan gaji

Tips Menemani Usia Senja Orangtua

           Ramadhan telah lewat namun menyisakan kenangan yang tak terlupakan.   Ibu meninggal di bulan Ramadhan di hari Jumat setelah sholat subuh. Saat ini yang timbul hanya penyesalan karena tidak memberikan lebih banyak waktu untuk Ibu. Namun kita harus ikhlas dan memberikan doa yang tak putus-putus untuk beliau, karena tidak ada yang lebih berharga selain doa dari anak-anaknya. Kemudian saya sadar bahwa ketika orangtua mulai memasuki masa lansia, anak-anak sudah dewasa dan mungkin sudah berkeluarga, maka tempat curhat dan bercerita bagi orangtua adalah pasangan hidup dan teman-temannya. Bukan tidak mungkin anak-anak menjadi tempat bercerita. Tapi kesibukan anak-anak untuk bekerja dan perhatian bagi keluarga kecilnya mungkin mengurangi jatah waktu bagi orangtua. Menyadari hal ini, air mata saya jadi menetes mengingat ibu yang sudah menjanda sejak saya lulus SMA. Sejak itu, ibu sering berkumpul bersama-sama teman-temannya di majelis taklim. Mungkin hal itu yang membuat beliau