Langsung ke konten utama

Catatan Perubahan

Perubahan adalah sesuatu yang pasti di dunia ini, bisa maju, mundur, ke arah lebih baik atau arah yg lebih buruk. Diri sendiri yang dapat menentukan dengan ikhtiar, selanjutnya berserah kepada Sang Pemilik Jiwa. 

Pernah merasa sedih, galau, kecewa, gagal. Itu wajar, namanya manusia. Tapi bagaimana perasaan yang gak enak ini bisa jadi pemicu perubahan. Setiap manusia adalah pemimpin baik bagi diri sendiri maupun lingkungannya. Jadi, kita kudu bisa mengendalikan diri sehingga tidak berlama-lama dalam kondisi yang negatif. Cari support yang bisa membantu kita ke arah lebih baik. Tidak perlu menunggu tapi kita harus berusaha. 

Itu yang saya lakukan ketika hati dan kondisi diri sedang tidak baik, mencari support untuk ke arah lebih baik. Hasil dari browsing, ketemu bengkel diri yang isinya memang manfaat sekali. Tapi kembali lagi, itu hanya support ilmu bagi kita untuk berubah ke arah lebih baik. Selanjutnya, kita yang mengaplikasikannya bukan cuma sekedar teori semata.

Trus, gimana hasilnya? Memang tidak 100% langsung berubah drastis, tapi saya merasa ada perbaikan bagi diri saya sendiri & lingkungan. Bagaimana saya memaknai tujuan hidup & memperbaiki interaksi dengan orang lain, khususnya pasangan & anak2.

InsyaAllah, saya akan berusaha berubah menjadi lebih baik & mencatatnya dalam blog ini.

Salam kenal untuk teman-teman bengkel diri & para pembaca

Komentar

  1. Setuju banget mbak. Aku pun demikian. Sejak mengikuti bengkel diri, terjadi perubahan yang signifikan dalam diriku. Perubahan ke arah yang lebih baik. Masyaa Allah ...

    BalasHapus
  2. Semangaatt.. Selamat dtg dikeluarga besar Bengkel diri mb

    BalasHapus
  3. Akupun merasakan hal yang sama mba. Semua perubahan awal terjadi ketika bergabung dengan bengkel diri.

    BalasHapus
  4. MasyaAllah, betul, perubahan akan selalu ada dan bagaimana reaksi kita terhadap perubahanlah yang menentukan kelanjutannya. Tetap semangat Mba.. :)

    BalasHapus
  5. Salam kenal juga mba ☺️, tetap semangat dalam berbagi inspirasi dari blog ny yaa mba

    BalasHapus
  6. Salam kenal juga mba. Lumayan membuat perubahan di bengkel diri karena lingkungannya juga baik dan sering berbagi ilmu yang bermanfaat.

    BalasHapus
  7. Salam kenal mba. Saya juga merasa beruntung jadi alumni bengkel diri

    BalasHapus
  8. Salam kenal kembali. Iyes betul. Perubahan untuk diri kita ya kita upayakan. Adalah pilihan kita mau berubah atau tidak. Semangat ya.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Later Factor

Pernah gak teman-teman udah bikin rencana mau kerjain apa, ternyata meleset. Salah satu faktornya bisa jadi karena "later factor". Istilah apa sih ini, bukannya latte factor ya? Hahaha, ini diplesetin dikit dan kayaknya pas juga dengan kondisi yang kadanh kita alami. Later factor menurut aku adalah faktor menunda sesuatu. Jaman masih sekolah mungkin kita (aku aja kali ya😁) sering nih pake cara SKS buat belajar. Apa tuh SKS, tua banget kayanya. SKS tuh cara belajar Sistem Kebut Senalam. Akibat menunda nyicil belajar, semua dikebut dalam semalam, berharap ilmu 1 semester masuk otak dalam semalam. Later factor juga bisa terjadi di keuangan. Mungkin teman-teman pernah pengen punya sesuatu yg harganya lumayan. Ada 2 opsi, kamu bisa nabung supaya bisa dapet barang yg kamu mau dengan beli tunai. Atau kamu bisa beli langsung tapi bayarnya nyicil. Nah nyicil itu bisa disebut later factor karena menunda pembayaran secara cash. Cara nyicil sekarang udah beragam. Ada yg konvensional ala...

Tips Menemani Usia Senja Orangtua

           Ramadhan telah lewat namun menyisakan kenangan yang tak terlupakan.   Ibu meninggal di bulan Ramadhan di hari Jumat setelah sholat subuh. Saat ini yang timbul hanya penyesalan karena tidak memberikan lebih banyak waktu untuk Ibu. Namun kita harus ikhlas dan memberikan doa yang tak putus-putus untuk beliau, karena tidak ada yang lebih berharga selain doa dari anak-anaknya. Kemudian saya sadar bahwa ketika orangtua mulai memasuki masa lansia, anak-anak sudah dewasa dan mungkin sudah berkeluarga, maka tempat curhat dan bercerita bagi orangtua adalah pasangan hidup dan teman-temannya. Bukan tidak mungkin anak-anak menjadi tempat bercerita. Tapi kesibukan anak-anak untuk bekerja dan perhatian bagi keluarga kecilnya mungkin mengurangi jatah waktu bagi orangtua. Menyadari hal ini, air mata saya jadi menetes mengingat ibu yang sudah menjanda sejak saya lulus SMA. Sejak itu, ibu sering berkumpul bersama-sama teman-temannya di majelis taklim. Mu...